Rabu, 07 Mei 2014

Wah, Facebook Bisa Meramal Awet atau Tidaknya Hubungan Asmara Anda!

Mau tahu berapa lama hubungan asmara Anda dan kekasih akan bertahan? Facebook ternyata bisa memprediksi 'usia' percintaan Anda. Situs jejaring sosial itu mengklaim bisa meramalkan apakah hubungan asmara seseorang hanya untuk bersenang-senang atau serius.

Seperti dikutip dari Daily Mail, menurut data Facebook, jika Anda meng-update status asmara menjadi 'in a relationship' selama tiga bulan atau lebih itu menandakan Anda mungkin akan memiliki hubungan asmara jangka panjang dengan kekasih. Prediksi jejaring sosial ciptaan Mark Zuckerberg ini bukan berdasarkan tebakan semata tapi menurut analisa data.

Ilmuwan data Facebook Bogdan State menggunakan data dalam kuantitas besar dari para pengguna akun dan melihat status asmara mereka dari tahun 2008 hingga 2011. Akun dikhususkan pada pengguna di Amerika Serikat dan hanya pada pasangan berusia 23 tahun ke atas dengan status 'in a relationship'. Bukan 'married to' atau 'engagged to'.

Bogdan menemukan bahwa periode waktu sepasang kekasih bersama merupakan faktor paling utama yang bisa memprediksi sebuah hubungan akan berlangsung awet atau hanya seumur jagung. Bogdan mengatakan, "Setengah dari semua status hubungan asmara di Facebook yang berhasil bertahan selama enam bulan, cenderung akan bertahan sampai empat tahun ke depan atau lebih."

Dia menambahkan, "Dengan setiap bulan yang telah terlewati, banyak dan lebih banyak lagi hubungan yang akhirnya putus dan yang tertinggal hanya mereka yang hubungan asmaranya bertahan hingga tiga bulan. Inilah yang benar-benar kami lihat dalam data."

Bogdan juga menurutkan dengan menganalisa pola putusnya hubungan asmara lewat posting status, Facebook menemukan bahwa hubungan asmara lebih banyak berakhir di musim panas (periode antara Mei-Agustus). Facebook juga menemukan dari pengumpulan data selama tiga tahun tersebut, diketahui 2011 adalah tahun paling banyak pasangan putus.

Bogdan berpendapat peningkatan jumlah hubungan asmara yang putus mungkin disebabkan oleh kondisi ekonomi di Amerika Serikat yang semakin memburuk. Namun Bogdan mengakui itu hanyalah pendapatnya saja dan belum disertai data yang cukup kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar